Detail Cantuman

Gambaran Potensi Interaksi Obat pada Peresepan Pasien Gagal Ginjal
Kronik di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Bakti Timah
Perioden Oktober-DesemberTahun 2021 dan Januari-Maret Tahun 2022
Trisna Ananda
194840138
Program Studi Farmasi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
ABSTRAK
Latar Belakang: Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit penurunan fungsi
organ ginjal hingga mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh.
Penggunaan obat pada pasien yang fungsi ginjalnya menurun dapat memperparah
keadaan karena kegagalan mengekskresikan obat atau metabolitnya, kondisi ini
dapat menimbulkan toksisitas obat. Resiko interaksi obat serta permasalahan
polifarmasi sulit dihindari oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi terkait
dengan interaksi obat pada pasien gagal ginjal kronik untuk mengurangi
terjadinya drug related problems (DRPs).
Tujuan: Untuk mengidentifikasi dan mengukur presentase obat yang berinteraksi
dari resep yang terdapat pada rekam medis pasien gagal ginjal kronik, untuk
mengidentifikasi dan mengukur persentase mekanisme interaksi obat dari resep
yang terdapat pada rekam medis pasien gagal ginjal kronik, untuk
mengidentifikasi dan mengukur persentase tingkat signifikansi interaksi obat dari
resep yang terdapat pada rekam medis pasien gagal ginjal kronik.
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode non eksperimental
secara retrospektif. Sampel yang digunakan berdasarkan kriteria inklusi dan
ekslusi, pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Analisis data
pada penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk melihat jenis dan jumlah obat
yang berinteraksi dan literatur yang digunakan untuk analisis data Medscape,
Epocrate dan Drug Interaction Fact
Hasil: Berdasarkan jumlah resep dalam rekam medis yang berpotensi berinteraksi
sebanyak 31 resep (62%). Obat yang paling banyak berpotensi berinteraksi adalah
kalsium karbonat dan amlodipine (38,46%). Mekanisme interaksi obat yang
paling banyak berpotensi terjadi adalah farmakodinamik (51,62%). Identifikasi
berdasarkan tingkat signifikansi menunjukkan bahwa signifikansi yang tidak
diketahui memiliki persentase terbesar (87,09%) dikarenakan keterbatasan sumber
literatur rujukan.
Kesimpulan: Potensi kejadian interaksi obat berdasarkan resep yang ada dalam
rekam medis (62%). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan evaluasi terkait potensi interaksi obat yang dapat terjadi pada
peresepan pasien yang mungkin terjadi secara klinis dan memberikan dampak
negatif terhadap pasien.
Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronik, Interaksi Obat, Rekam Medis