Detail Cantuman

Abstrak
Latar Belakang : Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh multi-faktorial dan bersifat antar generasi. Stunting adalah masalah kurang gizi yang disebabkan asupan makanan yang kurang dari kebutuhan tubuh. Prevalensi stunting di Indonesia dalam Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2019 menunjukkan sekitar 27,7% anak balita dan mengalami penurunan menjadi 24,4% pada Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021. Sedangkan Bangka Belitung, prevalensi balita stunting pada SSGI 2021 menunjukkan 18,6%. Asupan makanan berpengaruh terhadap stunting terutama makanan tinggi protein. Bakso adalah makanan yang digemari dan mempunyai daya tarik yang tinggi disemua kalangan mulai dari balita hingga dewasa oleh karena itu di manfaatkan untuk meningkatkan asupan protein dengan membuat bakso tempe
Tujuan : untuk menganalisis tingkat kesukaan bakso tempe dengan penambahan daun kelor (Moringa oleifera).
Metode : Jenis rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yaitu produk terdiri dari 4 formulasi dengan rasio tempe dengan daun kelor yang berbeda.
Hasil : Bakso Tempe dengan penambahan Daun Kelor yang paling disukai adalah F1 dengan formulasi 114 g Tempe dan 6 g daun kelor berwarna putih kehijauan, bertekstur kenyal, bau khas tempe dan sedikit langu
Kesimpulan : Bakso tempe dengan penambahan daun kelor memberikan perbedaan terhadap tingkat kesukaan panelis tetapi tidak berpengaruh secara signifikan pada aspek warna, tekstur, aroma dan keseluruhan namun berpengaruh pada aspek rasa.
Kata kunci : Bakso tempe, daun kelor, tingkat kesukaan