Detail Cantuman

Abstrak
Latar Belakang : Stunting atau perawakan pendek di Indonesia terus menjadi prioritas masalah gizi karena dampak status gizi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM). Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kejadian stunting salah satu di antaranya yaitu pernikahan dini yang menyebabkan kehamilan pada usia dini. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bangka Barat tahun 2020 diketahui masih terdapat 10 desa dengan prevalensi stunting di atas 20% salah satu di antaranya ada di Desa Simpang Tiga dengan persentase sebesar 34,27%. Berdasarkan data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) tahun 2020, Kabupaten Bangka Barat menempati posisi tertinggi untuk kasus pernikahan dini di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebanyak 312 anak.
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pernikahan dini dengan kasus stunting di Desa Simpang Tiga.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek. Subjek penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi/balita usia 0-59 bulan yang berjumlah 124 responden. Penelitian ini dimulai dari bulan Oktober hingga bulan Juni di Desa Simpang Tiga.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan persentase pernikahan dini sebanyak 67,7% sedangkan kasus stunting sebanyak 34,7%. Uji statistik menggunakan Rank Spearman didapatkan hasil tidak signifikan p-value 0,806 (p>0,005).
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara pernikahan dini dengan kasus stunting di Desa Simpang Tiga.
Kata kunci: Pernikahan dini, stunting